Gubernur Bank Indonesia Yang Siap Jaga Keseimbangan

Gubernur Bank Indonesia Yang Siap Jaga Keseimbangan
Kabar Gram. Terpilihnya Perry Warjiyo sesuai harapan perbankan dikatakan oleh Presiden Direktur MNC Bank, Benny Poernomo. Menurut Benny, Perry sudah sangat berpengalaman di Bank Ibndonesia sehingga paham apa yang dibutuhkan perekonomian nasiona saat inil.

Benny Poernomo berharap Bank Indonesia tetap dapat menjaga stabilitas nilai tukar dan makro prudensial. “Hal ini dibutuhkan oleh pelaku ekonomi di Indonesia untuk mengembangkan usahanya. Selamat bekerja buat Pak Perry,” ujar Benny, Rabu (28/3/2018) di Jakarta.

Head of Economic & Research Bank UOB, Enrico Tanuwidjaja juga berharap secara institusi Bank Indonesia juga mendengarkan apa yang diharapkan pasar. Hal ini terutama dalam kesinambungan dan juga kewaspadaan yang sangat tinggi.

Menurut Enrico “Harapan dari perbankan agar Bank Indonesia terutama terus menjaga keseimbangan”. Keseimbangan antara menyokong proses pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan namun pada saat yang bersamaan juga menjaga kestabilan sistem finansial Indonesia.

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira pun menilai kebijakan BI akan lebih hati-hati, sementara perbankan lebih wait and see sehingga penyaluran kredit sampai tahun 2019 masih lambat. Dalam sisi kebijakan suku bunga, Perry cukup konservatif, mungkin ini karena tekanan global yang semakin membuat ruang pelonggaran moneter menyempit.

Diprediksi pada Mei-Juni nanti, kemungkinan BI akan sesuaikan 7 days repo rate dikisaran 25 bps. Karena Mei tekanan kenaikan Fed rate-nya cukup besar. Sikap Pak Perry terlihat dovish,” ujar Bhima. Fed rate yang naik menyulitkan Gubernur BI untuk utak atik kebijakan suku bunga acuan.

Bhima menilai instrumen yang mengendalikan inflasi misalnya akan lebih andalkan koordinasi TPID dan perluasan program klaster pangan strategis BI. Dari rencana itu bisa disimpulkan bunga acuan akan dijadikan secondary instrument. Fokus utamanya adlah sekarang untuk kendalikan inflasi.

“Tapi pengendalian inflasi untuk tekan suku bunga kredit itu masih jangka menengah panjang efeknya. Implikasinya dalam jangka pendek bunga kredit masih mahal bahkan trennya naik,” ujar Bhima.

Adanya isu mendorong intermediasi, Bhima melihat juga belum ada gebrakan yang berbeda dari gubernur sebelumnya. Terlebih dalam mendorong kredit infrastruktur bukan perbankan yang didorong untuk salurkan kredit namun justru kontraktor infrastruktur didorong untuk perluasan pendanaan melalui obligasi dan penerbitan sekuritas.

Selanjutnya dikatakan oleh Bhima rasio kecukupan modal bank atau CAR-nya sebesar 23% sangat besar.  Ini bisa menciptakan kondisi DPK bank tebal tapi pertumbuhan kreditnya akan loyo. Akhirnya menimbulkan disintermediasi perbankan,” ujar Bhima.

Untuk korporasi kedepannya dituntut lebih banyak terbitkan obligasi dan saham di pasar sekunder. “Saya kira itu harus jadi perhatian. Peran utama bank sebagai pendorong ekonomi melalui pemberian kredit harus dikembalikan ke peran asalnya.

Dengan terpilihnya Perry Warjiyo sebagai Gubernur Bank Indonesia diharapkan akan sesuai dengan harapan perbankan. Sehingga dapat meningkatkan pelayanan menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pertumbuhan perbankan.

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Makepung, Tradisi Unik Yang Ada di Indonesia

5 Cara Memilih Celana Panjang Sesuai Bentuk Tubuh

Pengguna Internet Aktif Di Indonesia Potensi Besar Berkembangnya Ekonomi Digital